Sabtu, 16 September 2017

Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris


Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris Saya serta istriku, Risnawati yang umum kupanggil dengan Ris, telah menikah kurang lebih 4 th.. Istriku sekarang ini berprofesi jadi ibu rumah-tangga, walau pernah kuliah di satu perguruan tinggi negeri. Sedikit deskripsi fisik mengenai istriku, Ris pada sekarang ini berusia 29 th., berkulit putih, memiliki rambut ikal sepunggung, dengan payudara yang cukup besar (34B) berupa bagus sekal, tinggi 155 cm, berat 50 kg, dengan perut rata serta pinggang kecil tetapi sintal. Pinggulnya cocok dengan bentuk tubuhnya serta ke-2 bongkahan pantatnya sekali. Pada umumnya, dia cukup seksi. 

Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris

Sudah lama kami memiliki fantasi untuk lakukan kegiatan sex three some. Umumnya, sebelumnya lakukan Making Love, kami memulainya dengan sama-sama bercerita fantasinya semasing. Fantasi yang paling merangsang untuk kami berdua, yaitu memikirkan Ris lakukan hubungan sex dengan lelaki beda dengan kehadiranku. Sebatas info, Ris memanglah memiliki gairah sex yang begitu tinggi, sesaat di bagian beda, saya umumnya hanya mampu ejakulasi 1x. Sesudah ejakulasi, walau sekitaran satu jam lalu penisku dapat ereksi sekali lagi, biasanya saya terasa capek serta tidak bergairah, mungkin saja karena beban pekerjaan yang cukup berat. Karena itu, umumnya saat dia minta supaya dapat menjangkau orgasme selanjutnya, paling banter saya mengerjakannya dengan tangan, atau membantunya bermasturbasi dengan dildo. Walau bagaimanapun sampai kini dia dapat terasa senang lewat cara tsb. 


Sesudah demikian lama memiliki fantasi tsb, satu hari saya bertanya apakah ia ingin mewujudkan fantasi tsb. Awal mulanya ia hanya tersenyum serta menduga saya hanya bercanda. Tetapi sesudah saya desak, ia balik ajukan pertanyaan apakah saya serius. Saya jawab, ya saya serius. Selalu dia bertanya sekali lagi apakah kelak saya masih tetap juga akan tetaplah sayang sama dia, saya jawab ya, saya juga akan tetaplah menyayanginya sepenuh hati, sama dengan saat ini. Lantas saya berikan, kalau motivasi paling utama saya yaitu untuk membuatnya bahagia serta menjangkau kenikmatan setinggi-tingginya. Lihat berwajah saat menjangkau orgasme, terkecuali begitu merangsang juga memberi kenikmatan sendiri bagiku. 


Pada akhirnya dia jawab dia ingin mengerjakannya bila moodnya mengijinkan. Lalu saya serta Ris mendiskusikan kurang lebih dengan siapa kami mengerjakannya, pada akhirnya pilihan datang pada seseorang rekan dekatku, namanya Vence umum kupanggil dengan Ven, yang sudah lama kami kenal, tetapi tidak sering berjumpa karna tinggal di kota beda. Mulai sejak itu seringkali fantasi kami melibatkan hadirnya Ven. Umur Ven 33 th., sama denganku, walau sekian badannya lebih tinggi lebih kurang 175 cm serta besar dan tegap, maklum dia yaitu keturunan kombinasi Eropa-Indonesia. 


Pada akhirnya sesudah sebagian bulan berlalu, saya menghubungi Ven dari kantorku. Sesudah berbasa-basi sebentar, lantas saya mulai bercerita mengenai fantasi-fantasi kami. Jadi teman dekat lama, kami punya kebiasaan bicara terbuka, termasuk juga problem sex. Ven terlihat ketertarikan mendengar ceritaku serta dia menyebutkan kesanggupannya. Mengingat aktivitas bisnisnya, dia berencana untuk datang ke kotaku sekitaran 2-3 minggu sekali lagi. Tidak lupa saya tegaskan, kalau semuanya gagasan ini seutuhnya tergantung pada kesediaan istriku. Berarti bila pada bebrapa waktu paling akhir Ris beralih fikiran, jadi sekalipun tidak bisa ada satu pihakpun yang memaksakan kehendaknya. Saya katakan juga, dia tidak bisa berlaku kasar pada Ris, sebab kenikmatan Ris yaitu segala-galanya. Ven sepakat serta bisa menyadarinya. 


Pada akhirnya saat yang yang dinanti tiba, baik Ris ataupun saya cukup gugup hadapi apa yang sudah kita rencanakan. Tetapi saya memberikan keyakinan Ris kalau dia bisa beralih fikiran kapanpun. Sekitaran jam 6 sore Ven datang, ketika itu saya masih tetap ada di kantor, Ris menyampaikan kabar kehadirannya lewat telepon. Jam 7 saya tiba dirumah, terlihat Ven sudah mandi serta ganti baju serta tengah melihat TV. Disamping itu Ris tengah ada di kamar mandi. Sesudah bercakap sebentar, lalu saya masuk ke kamar untuk menaruh tas serta ganti baju. Ketika berbarengan Ris baru keluar dari kamar mandi (kamar mandi terdapat didalam ruangan tidur kami) dengan cuma menggunakan handuk. Dia terlihat begitu cantik malam itu. Sesaat saya ganti baju, Ris kenakan daster pendek berwarna merah. Ris terlihat cantik dengan daster itu, panjang daster tsb cuma hingga ke pertengahan paha, terlihat kontras dengan pahanya yang berwarna putih mulus. Sesaat Ris masih tetap menyisir rambut serta menggunakan minyak wangi, saya keluar menjumpai Ven. 


Sesudah sebagian waktu kami mengobrol, menceritakan mengenai kondisi semasing. Ris lalu keluar kamar. Ven nyaris tidak berkedip memandang Ris yang betul-betul tampak seksi malam itu. Singkat narasi, sesudah usai makan malam kami keduanya sama duduk di karpet, melihat acara TV yang waktu itu tengah berjalan. Tempatnya Ven, lalu Ris di dalam menyender di dadaku. Selalu jelas situasi waktu itu agak canggung serta kami betul-betul tidak paham langkah untuk mulai semuanya gagasan yang sudah disusun. 


Pada akhirnya saya ambil gagasan dengan mulai menyentuh serta melingkarkan tangan di dada Ris serta menyentuh payudaranya dari luar daster. Memperoleh aksi sekian Ris mulai terangsang serta nafasnya mulai tidak teratur. Selekasnya kemudian, saya lumat bibirnya serta tangan saya mulai menyelinap ke balik dasternya. Nyatanya waktu itu Ris telah tidak menggunakan BH. Ris betul-betul terangsang saat ini. Ketika itu tangan Ven mulai mengelus-elus paha Ris yang sudah terbuka, karna daster mininya sudah terangkat ke atas. Kaki Ris yang semula tertekuk ditarik, hingga saat ini Ris ada dalam tempat duduk sembari bertumpu padaku dengan ke-2 pahanya yang agak terbuka serta kaki melonjor ke depan. Tangan Ven mulai bergerilya di bagian paha atas Ris. 


Lalu Ven menarik tangan Ris serta menempatkannya diatas pangkuan Ven. Dengan reflek, dalam kondisi terangsang, Ris mengusap-usap kemaluan Ven yang sudah tegang dari luar celananya. Sisi bawah celana Ven tampak menggembung besar. Saya mengira-ngira begitu besar kemaluan Ven ini. Sesaat bibirku mulai menyusur leher serta belakang telinganya (sisi yang paling peka baginya). Kemudian saya berbisik di telinga Ris, berikut waktu untuk mewujudkan fantasi kita. Lantas saya melepas pelukanku untuk berikan peluang pada Ven untuk beraksi. 


Saat ini Ven mulai menggantikan permainan setelah itu. Ditariknya Ris ke pelukannya serta tangannya yang satu segera mendekap payudara Ris yang samping kanan, sedang tangannya yang satu mengelus-elus punggung Ris sembari mulutnya melumat bibir Ris dengan gemas. Tangan Ven yang ada di payudara Ris disisipkan pada belahan daster Ris yang terbuka serta mulai memelintir dengan halus ujung putingnya yang sudah mengeras. Lalu Ven menarik tangan Ris ke arah resluiting celana Ven yang sudah terbuka serta menyelinapkan tangannya memegang kemaluan Ven yang sudah tegang itu. Terlihat Ris agak tersentak saat tergenggam senjata Ven yang nampaknya besar itu. 

Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Ris membuka celana Ven sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat. Aku sangat terkejut melihat kemaluan Ven yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu hanya ada di film-film BF barat saja. Batang penisnya berdiameter 7 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya berbentuk topi baja yang sangat besar, panjangnya mungkin lebih dari 20 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut pirang yang lebat.


Setelah keluar dari celananya kelihatan seram, jauh lebih panjang dan besar dari punyaku. Sesaat Ris menoleh ke arahku, dari sinar matanya yang agak panik, tampak dia agak ketakutan dan tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Ven yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.


Kemudian aku mengangguk sambil tersenyum memberi semangat pada Ris. Mendapatkan persetujuanku dan dorongan semangat itu, Ris kemudian dengan kedua tangannya memegang penis Ven dan mulutnya mendekat ke kemaluan Ven. Ris mulai menjilati kepala penis Ven yang besar itu. Kemudian setelah cukup basah oleh air ludahnya, perlahan Ris mulai memasukkan penis Ven ke dalam mulutnya. Terlihat sangat susah bagi Ris untuk bisa memasukkan penis yang besar itu ke dalam mulutnya. Terlihat mulutnya harus dibuka lebar-lebar untuk bisa menampung penis Ven yang dahsyat itu. Ven tampak sangat menikmati isapan Ris itu.


Kira-kira sepuluh menit Ris mengulum kemaluan Ven, kemudian Ven menarik kepala Ris dan mendekatkan ke mukanya dan kemudian melumat bibir Ris. Ris balas melumat bibir Ven dengan ganasnya, sementara tangan Ven merambah ke payudara Ris dan mulai membuka daster Ris. Setelah daster terlepas, sambil tetap berciuman, tangan Ven mulai menyusup ke balik celana dalam Ris yang berwarna cream sambil memainkan clitoris Ris. Tangan Ris sendiri tidak tinggal diam, ia terus mengelus kemaluan Ven yang semakin menegang.


Kemudian Ven menggendong Ris dan membawanya ke kamar tidur tamu. Terlihat Ris sangat kecil dalam gendongannya, dibandingkan badan Ven yang besar itu. Secara perlahan kemudian Ven meletakkan Ris di ranjang dan membuka celana dalam Ris. Hingga kini Ris telah telanjang bulat. Tampak kulitnya yang putih dan vaginanya yang tanpa rambut (Ris biasa mencukur bulu vaginanya secara teratur) merekah dan tampak basah. Kemudian Ven perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke leher Ris, kemudian turun ke dadanya dan mulai melumat puting payudara Ris bergantian.


Sementara itu aku terus memperhatikan dari pintu kamar dengan menahan birahi yang sangat memuncak. Setelah puas bermain-main di payudara Ris, Ven kemudian mulai menciumi pusar Ris sampai akhirnya mulai menjilati lubang vagina Ris yang semakin basah. Setelah berlangsung kira-kira 30 menit, tampak Ris mulai mendekati orgasme, mengetahui demikian, Ven kemudian mulai mengarahkan penisnya ke vagina Ris yang makin merekah. Sebelum memasukkan penisnya, tidak lupa Ven menggosok-gosok kepala penisnya pada bibir vagina Ris. Badan Ris menggelinjang kegelian merasakan gosokan penis Ven pada vaginanya.


Perlahan-lahan Ven mulai memasukkan penisnya ke vagina Ris. Ris berusaha membantu dengan membuka bibir vaginanya lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vagina Ris yang kecil. Tangan Ven yang satu memegang pinggul Ris sambil menariknya ke atas, sehingga pantat Ris agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang ditekan masuk ke dalam vagina Ris.Sementara Ven sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam memek Ris, badan Ris terlihat menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya terdengar suara, “aahh…, aahh…, ssshh…, ssshh”, seperti orang sedang kepedasan. Pada waktu Ven mulai menekan penisnya, terdengar jeritan tertahan dari mulut Ris, “Aduuhh…, sakiiitt…, Veenn…, pelan-pelan…, doong”. Ven agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberikan kesempatan pada Ris mengambil nafas, kemudian Ven melanjutkan kembali usahanya untuk menaklukkan vagina Ris. Aku agak kasihan juga melihat keadaan itu, disamping itu melihat badan Ris yang menggeliat-geliat dan tangannya yang mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, membuatku terangsang dengan hebat. Ven dengan pasti tetap mendorong kemaluannya masuk secara perlahan-lahan ke dalam vagina Ris.


Akhirnya sesaat kemudian, hampir seluruh kemaluan Ven masuk ke dalam vagina Ris. Ven kemudian menggerakkan penisnya keluar masuk dengan irama yang teratur, sementara Ris mengimbangi dengan mengerakkan pantatnya. Tidak lama kemudian, Ris mencapai klimaks. Tubuhnya mengejang dan mulutnya mengeluarkan jeritan tertahan, “Aku sampaai Veeenn…, peluk aku kuat-kuat”. Bersamaan dengan itu, kakinya melingkar di pinggang Ven dan mengunci dengan erat. Sementara Ven hampir tidak bisa bergerak dan hanya menekankan kemaluannya ke dalam vagina Ris sekuat mungkin. Tak lama, Ris mulai tampak rileks dan melonggarkan kakinya yang melingkar di pinggang Ven.


Sementara Ven kemudian meneruskan gerakan keluar-masuk penisnya secara perlahan-lahan dan Ris hanya diam kelelahan dengan nafas yang tidak teratur. Tidak lama, tampaknya birahi Ris mulai bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya lagi. Maklum wanita kan bisa mengalami multiple orgasme.


Tidak lama kemudian, Ven mencabut penisnya dari vagina Ris dan meminta Ris untuk menungging. Kemudian Ven memasukkan kemaluannya ke vagina Ris dari belakang. Aku yang sejak tadi hanya menyaksikan mulai tidak tahan, kemudian aku mendekat, membuka celana, dan mengarahkan kemaluanku yang sudah sangat tegang ke mulut Ris. Dengan sangat bernafsu, Ris mengulum penisku sementara Ven tampak menggerakan pinggulnya semakin cepat. Tidak lama kemudian tampaknya Ven hampir mencapai klimaksnya dan mengerakkan pantatnya dengan sangat cepat. Ris mengimbangi gerakan Ven dan melepaskan penisku dari mulutnya, sambil mengeluarkan erangan Ris berkata, “Ayo Ven gerakkan yang cepat…, ah…, uh”. Setelah itu Ven ejakulasi dan menekankan pantatnya rapat-rapat sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Ris. Dan pada saat hampir bersamaan Ris pun kembali mencapai orgasme. Tak lama Ven mencabut penisnya dan tidur telentang di samping Ris.


Aku kemudian duduk di kursi sofa yang ada di ruang tidur itu dan menarik Ris. Perlahan Ris jongkok di atasku dan mulai menurunkan vaginanya yang tampak membengkak ke arah kemaluanku (mungkin akibat barang Ven yang sangat besar itu). Dengan mudah penisku masuk ke dalam vagina Ris, maklum setelah cukup lama barang Ven yang besar itu keluar masuk, membuat vagina Ris agak melar. Walau demikian, aku tidak bisa menahan ejakulasi terlalu lama, mungkin akibat pengaruh situasi, tidak lama penisku memuntahkan cairan sperma di dalam vagina Ris, sampai meluber keluar.


Tampak Ven terbaring dengan lesu di ranjang dan aku di sofa. Tampaknya energi kami benar-benar terkuras. Sementara Ris kemudian pergi ke kamar mandi, untuk pipis dan membersihkan sisa-sisa spermaku di vaginanya. Kira-kira setengah jam kami beristirahat, Ris berinisiatif mengulum kemaluan Ven yang masih mengkerut. Sementara aku hanya memperhatikan. Tidak lama, kemaluan Ven mulai membesar lagi setelah beberapa saat dikulum. Ris kemudian mengangkangkan kakinya di atas Ven yang telentang tidur dan menghadapkan wajahnya ke arah penis Ven. Ven kemudian menjilati vagina Ris sampai ke lubang anusnya, dan Ris sendiri sibuk mengulum dan menghisap penis Ven. Melihat pemandangan ini, kemaluanku pun mulai menegang kembali.


Tak lama Ris bangun dan duduk di atas Ven, kemudian Ris memasukkan penis Ven ke vaginanya dengan posisi Ris di atas. Ris menaik-turunkan pantatnya dengan bibir vagina mencengkeram penis Ven dengan erat. Ketika Ris menaikkan pantatnya, bibir vaginanya turut tetarik keluar mencengkeram kemaluan Ven. Sungguh pemandangan yang sangat mengairahkan. Makin lama gerakan Ris makin cepat dan tak lama Ris tampak mencapai orgasmenya dan menekankan pantatnya kuat-kuat sehingga penis Ven masuk seluruhnya. Setelah itu Ris menarik pantatnya dan jongkok di tepi ranjang sambil mengulum kemaluan Ven. Sementara vaginanya mengarah ke arahku. Melihat pemandangan demikian, aku memasukkan penisku ke vagina Ris dari belakang, sementara mulutnya sibuk mengulum kemaluan Ven keluar masuk.


Kira-kira sepuluh menit kemudian, Ris kembali mencapai orgasmenya dan aku rasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tak lama aku pun kembali mencapai ejakulasi. Setelah itu Ris mengelap sisa air maniku yang tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk kecil, Ris kemudian berbaring di ranjang dan Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris.


Setelah hampir satu jam, dan Ris telah mencapai dua kali orgasme lagi, barulah Ven pun mencapai orgasmenya, namun kali ini Ven mengeluarkan penisnya dari vagina Ris, sehingga spermanya muncrat ke payudara dan perut Ris. Sambil tersenyum Ris membalurkan sperma tsb ke seluruh dada dan perutnya, untuk menikmati kehangatannya. Setelah itu Ris kemudian mengelapnya dengan handuk kecil. Sementara Ven tampak kelelahan namun sangat menikmati. Ven kemudian mencium bibir Ris, istriku dan memeluknya. Ris berkata bahwa ia sangat menikmati malam itu dan tersenyum manis kepadaku. Kemudian mereka berdua tertidur di ranjang dengan tubuh telanjang, sementara aku tertidur kelelahan di atas sofa.